Senin, 17 Maret 2014

Segitiga Keseimbangan (Tuhan, Manusia dan Alam Raya)



Hakekat manusia
         Manusia : Makhluk ciptaan Tuhan, terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai kesatuan utuh.
         Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan dan kehendak.
         Akal adalah alat berpikir, sebagai sumber ilmu dan teknologi. Dengan akal manusia menilai mana yang benar dan yang salah.
         Perasaan adalah alat untuk menyatakan keindahan sebagai sumber seni. Dengan perasaan manusia menilai mana yang indah dan yang jelek sebagai sumber nilai keindahan.
         Kehendak adalah alat untuk menyatakan pilihan, sebagai sumber kebaikan. Dengan kehendak manusia menilai mana yang baik dan yang buruk sebagai sumber nilai  moral.
         Dalam kehidupan manusia disadari bahwa yang benar dan yang indah dan yang baik itu menyenangkan, membahagiakan , menenteramkan dan memuaskan manusia.
         Sebaliknya, yang salah, yang jelek , dan yang buruk itu menyengsarakan, menyusahkan, mengelisahkan dan membosankan manusia.
         Dari dua sisi yang bertolak belakang ini, manusia adalah sumber penentu yang menimbang, menilai, memutuskan untuk memilih yang paling menguntung baik ditinjau dari segi agama atau moral
Perasaan
         Perasaan merupakan sumber daya jasmani dan rohani. Daya rasa jasmani berkenaan dengan tubuh. Sedangkan daya rasa rohani berkenaan dengan moral, yang hanya ada pada manusia.Contoh daya rasa rohani yaitu
         Daya rasa intelektual
         Daya rasa estetis
         Dya rasa etis
         Daya rasa sosial
         Daya rasa religius.
Daya rasa
         Daya rasa intelektual èBerkenaan dengan pengetahuan. Manusia merasa senang, bahagia, puas apabila dapat mengetahui sesuatu, Sebaliknya manusia merasa sengsara, susah , kesal apabila tidak berhasil mengetahui sesuatu
         Daya rasa estetisè Berkenaan dengan seni. Manusia merasa senang, bahagia , puas apabila dapat melihat, mendengar, merasakan sesuatu yang indah. Sebaliknya, manusia merasa sengsara, kesal, bosan apabila mengalami sesuatu yang jelek.
         Daya rasa etis è Berkenaan dengan kebaikan. Manusia merasa senang, bahagia, puas apabila dapat memilih sesuatu yang baik. Sebaliknya, manusia merasa sengsara, menyesal, kesal dan benci apabila terpilih pada atau mengalami sesuatu yang jahat atau buruk
         Daya rasa sosial è Berkenaan dengan masyarakat kelompok atau korp. Manusia ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, dia ikut senang, dan apabila orang gagal atau memperoleh musibah dia ikut sedih.
         Daya rasa religius è Berkenaan dengan agama. Manusia merasa bahagia , tenteram jiwanya apabila mendekatkan diri atau bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebaliknya.manusia merasa gelisah, frustasi dalam hidupnya apabila menjauhkan diri atau lupa kepada Tuhan.
Tugas manusia
         Tugas Manusia terhadap Tuhannya, yakni sesuatu yang harus dipelihara dan dijaga oleh manusia, yang berupa mengikuti segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, serta menggunakan alat-alat potensialnya dan anggota badannya dalam berbagai aktivitas yang bisa menimbulkan kemanfaatan baginya dan dapat mendekatkan diri kepada Tuhannya, sehingga bila manusia melanggarnya, maka berarti dia berkhianat kepada Tuhannya;
         Tugas Manusia terhadap terhadap sesama manusia, yakni mengembalikan barang-barang titipan kepada pemiliknya dan tidak mau menipu, serta menjaga rahasia seseorang yang tidak pantas dipublikasikan; dan
         Tugas Manusia terhadap dirinya, yakni berusaha melakukan hal-hal yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi dirinya untuk kepentingan agama dan dunianya, tidak melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya baik untuk kepentingan akhirat maupun dunianya, serta berusaha menjaga dan memelihara kesehatan dirinya.
Manusia dan kebutuhan
         Sebagai makhluk hidup manusia mempunyai kebutuhan. Kebutuhan adalah segala yang diperlukan manusia untuk menyempurnakan kehidupannya. Kebutuhan merupakan perwujudan budaya manusia yang berdimensi cipta, rasa dan karsa.
         Pada umumnya kebutuhan manusia diklasifikasikan menjadi empat jenis.
        Kebutuhan ekonomi
        Kebutuhan psikhis
        Kebutuhan biologis
        Kebutuhan pekerjaan
         Kebutuhan ekonomi è Bersifat material, untuk kesehatan dan keselamatan jasmani seperti pakaian , makanan  dan perumahan
         Kebutuhan psikhis è Bersifat imaterial, untuk kesehatan dan keselamatan rohani seperti pendidikan, hiburan, perhargaan
         Kebutuhan biologis è Bersifat seksual, untuk membentuk keluarga dan kelangsungan hidup generasi secara turun temurun seperti berumah tangga
         Kebutuhan pekerjaan è Bersifat praktis, untuk mewujudkan ketiga jenis kebutuhan diatas, seperti perumahan atau profesi.
         Empat jenis kebutuhan tadi merupakan kebutuhan dasar yang diusahakan terpenuhi secara wajar meskipun belum berimbang
         Apabila dirinci, kebutuhan dasar terdiri dari:
        Pakaian ( sandang)
        Makanan ( pangan)
        Perumahan ( papan)
        Pendidikan ( keahlian)
        Hiburan (rekreasi)
        Perkawinan ( rumah tangga)
        Perkerjaan ( profesi)
         Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan baik dan sempurna apabila manusia itu berhubungan dengan lingkungan alam dan masyarakat serta didukung oleh faktor:
        Kemampuan kerja keras ( nilai moral)
        Kemampuan intelektual ( nilai kebenaran)
        Sarana penunjang ( nilai kegunaan )
        Bekerja keras dan berkarya mempunyai arti manusiawi, karena cerminan mutu dan martabat manusia individual dalam hubungannya dengan alam dan manusia individual lain dalam masyarakat.
         Melalui dimensi budaya, manusia berjuang untuk maju dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Hubungan antar manusia
         Manusia sebagai makhluk budaya è Mempunyai berbagai ragam kebutuhan yang dapat dipenuhi apabila berhubungan dengan manusia lain di masyarakat.
         Hubungan tersebut dilandasi oleh ikatan moral yang mewajibkan setiap pihak  mematuhinya. Berdasarkan hubungan moral tersebut ada ikatan hak dan kewajiban dalam keadaan yang seimbang.
         Pemenuhan hak dan kewajiban yang seimbang ini akan menyenangkan, membahagiakan, menentramkan dan memuaskan setiap pihak. Inilah sebenarnya hakikat tujuan hidup manusia, yaitu terpenuhinya kebutuhan jasmani dan rohani secara seimbang
kebutuhan jasmani dan rohani
         Kebutuhan jasmani dapat dicapai melalui kebutuhan ekonomi berupa pemilikan dan penggunaan harta kekayaan yang memuaskan.  Untuk memperolah harta kekayaan manusia harus bekerja keras. Harkat dan  martabat manusia ditunjukkan oleh kemampuannya bekerja keras dan berkarya ( nilai etis moral) dan ini sebagai kodrat manusia. Manusia malas, tidak mau bekerja keras adalah bertentangan dengan kodratnya.  Supaya manusia bekerja efektif, perlu didukung oleh kerja sama dan sarana ( nilai kegunaan) serta keahlian ( nilai kebenaran).
         Kebutuhan rohani dapat dicapai karena terpenuhinya kebutuhan rohani berupa hubungan serasi, tertib, damai, tanpa sengketa antara manusia dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi ( kebutuhan jasmani). Semua berjalan menurut kaidah moral, dalam arti saling menghargai dalam suasana, tertib, damai dan serasi ( nilai etis dan moral).
         Kaidah moral ini kemudian dijelmakan ke dalam kaidah sosial yang menjadi cermin setiap perbuatan bermasyarakat yang selanjutnya menjadi hukum kebiasaan atau perilaku yang berkembang di masyarakat.
         Hukum kebiasaan ini dihargai dan dipatuhi secara sadar oleh setiap anggota masyarakat sehingga terpelihara ketertiban, kestabilan, dan kebahagian masyarakat.
         Disadari atau tidak , setiap manusia ingin hidup bahagia. Untuk mencapai kebahagian manusia bekerja keras dengan menggunakan segala jenis sarana. Konsekuensinya ialah ukuran kebahagian itu tidak sama antara manusia yang satu dengan manusia yang lain.
         Dengan demikian, ada manusia yang mencapai kebahagian jasmani karena terpenuhi kebutuhan ekonomi, ada manusia yang mencapai kebahagian rohani karena terpenuhi kebutuhan psikhis dan ada manusia yang mencapai kebahagian jasmani dan rohani karena terpenuhi kebutuhan ekonomi, kebutuhan psikhis dan kebutuhan biologis sekali gus walaupun dalam keadaan tidak berimbang. Yang ideal adalah kebahagian jasmani dan rohani tercapai secara berimbang baik dilihat dari segi subjeknya (manusia) maupun objeknya (kebutuhan).
Etika dan tujuan hidup, manusia
         Setiap perbuatan manusia selalu memandang dua hal yaitu sumber perbuatan dan tujuan perbuatan. Sumber perbuatan adalah kecendrungan batin, kecendrungan baik atau kecendrungan buruk. Sedangkan tujuan perbuatan adalah sesuatu yang diharapkan timbul atau terjadi setelah dilakukan perbuatan itu.
         Etika tujuan adalah etika yang memandang objek petimbangan moral bukan sumber perbuatan melainkan tujuan perbuatan. Etika tujuan banyak dianut dalam berbagai bentuk. Hal ini tidak mengherankan karena kenyataan bahwa setiap manusia tentu pernah bertanya
“APAKAH TUJUAN HIDUPKU SEBENARNYA?”
         Apakah tujuan hidupku untuk mencapai kebahagian, membuat orang lain bahagia, meningkatkan kesejahteraan umum, mengabdi kepada manusia-manusia lain, menyempurnakan diri sendiri, memperkembangkan kepribadian ataupun hal-hal lain ?
         Dengan kata lain, manusia mempertanyakan makna hidup, dengan demikian mempertanyakan juga tujuan hidup. Hasrat ini didasarkan pada kenyataan yang lebih mendasar, yaitu manusia yang dalam kebulatannya merupakan objek pertimbangan moral adalah manusia yang melakukan perbuatan.
         Melakukan perbuatan merupakan usaha, dan selalu terarah untuk mencapai tujuan. Sifat tujuan menentukan sifat usaha, yang akhirnya dapat menyingkapkan sifat manusia.
         Dengan cara demikian, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan moral seseorang berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya.
         Tujuan yang hendak dicapai memang harus baik. Tetapi norma-norma moral menentukan tujuan yang baik itu. Sering tidak mudah untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai seseorang . Kelihatannya dia hendak mencapai tujuan tertentu, tetapi setelah diselidiki lebih dalam ternyata semu belaka. Pada kenyataannya, dia hendak mencapai sesuatu yang lain sama sekali.
Manusia dan sistem nilai
         Manusia sebagai makhluk budaya è Selalu melakukan penilaian terhadap keadaan yang dialaminya.
         Menilai berarti memberi pertimbangan untuk menentukan sesuatu itu benar atau salah, baik atau buruk, indah atau jelek , berguna atau tidak berguna.
         Hasil penilaian itu disebut nilai, yaitu sesuatu yang benar, yang baik, yang indah , yang berguna atau yang sebaliknya.
         Manusia selalu cenderung menghendaki nilai kebenaran, nilai kebaikan, nilai keindahan karena berguna bagi kehidupan manusia. Nilai- nilai yang hidup dalam pikiran anggota masyarakat membentuk sistem nilai yang berfungsi sebagai pedoman atau acuan perilaku.
         Sistem nilai dan sistem hukum manjadi dasar kehidupan masyarakat.

Manusia dan hak asasi
         Dua jenis hak yang terdapat pada manusia yaitu
        Hak manusia
        Hak undang-undang
        Hak manusia adalah hak yang melekat pada setiap manusia sebab berkaitan dengan realitas hidup manusia itu sendiri. Hak tersebut dinamakan hak manusia sebab manusia harus dinilai menurut martabatnya. Hak manusia tidak dapat direbut atau dicabut karena sudah ada  sejak manusia itu ada, tidak tergantung dari persetujuan orang karena merupakan bagian dari eksistensi manusia di dunia.
         Jadi hak manusia mempunyai sifat dasar, asasi sehingga disebut juga hak asasi manusia.
         Hak asasi manusia mendasari seluruh organisasi masyarakat,dan menjadi asas undang-undang.

Tidak ada komentar: