BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pengujian impact merupakan pengujian yang mengukur
ketahanan beban terhadap bebean keut.inilah yang membedakan dengan pengujian
Tarik dan kekerasan, dimana pembebanan dilakukan secara
perlahan-lahan.Pengujian ini merupakan suatu upaya mensimulasikan kondisi
operasi material yang sering ditemui didalam perlengkapan transportasi dan
industri dimana beban selamanya terjadi secara perlahan-lahan, melainkan datang
secara tiba-tiba.
1.2 tujuan
pengujian
1. mampu
menganalisa hasil uji impact beberapa jenis logam dan karakteristik patahan
baja ST 42
2. Untuk
menganalisa permukaan patahan yang terjadi pada logam
BAB II
DASAR
TEORI
Dasar
pengujian impak adalah penyerapan energy potensial dari beban yang berayun dari
suatu ketinggian dan menumbuk benda yang diuji tersebut sampai mengalami
deformasi ( patahan ). Pada pengujian ini banyak energy yang diserap oleh bahan
untuk terjadinya patahan.setalah benda uji patah akibat seformasi, bandul
melanjutkan ayunan sehingga posisi h( end of swing). Bila bahan tersebut
tangguh yaitu makain mampu menyerap energy lebih besar, maka makin rendah
posisi h(end of swing). Suatu material dikatakan tangguh bila memiliki
kemampuan menyerap beben kejut yang besar tanpa terjadi retak / terdeformasi
dengan mudah.Pada pengujian impak, energy yang diserap oleh benda uji biasanya
dinyatakan dalam satuan joule dan dibaca langsung pada skala (dial).Petunjuk
yang dikalibrasi yang terdapat pada mesin pengujian.Harga impak (HI) suatu
bahan yang diuji dengan charpy diberikan oleh.
H1=
Dimana:
E=
Energi yang diserap( joule)
A= Luas
penampang dibawah rakit ( mm)
Secara umum benda uji impak
dikelompokkan kedalam dua golongan sampel standar yaitu ;
1. Batang
uji charpy sebagai mana banyak digunakan diingris dan eropa.benda uji charpy
memiliki luas penampang lintang bujur sangkar (10 x 10mm ) dengan memiliki
tarik(ratch) berbentuk V dengan sudut 45ᴼ dengan jari-jari dasar 0,25 mm dengan
kedalaman 2mm.serangkaian uji charpy pada suatu material umumnya dilakukan pada
berbagai temperature sebagai upaya mengetahui temperature transisi sementara.
2. Pengukuran
pada pengujian impak yang lain adalah belahan permukaan perpatahan untuk
menentukan jenis perpatahan yang terjadi secara umum, analisi perpatahan ahasil
uji tarik pada perpatahan impak digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:
a) Perpatahan
berserat(fribaus fracture)
Yang melibatkan
mekanisme pergeseran bidang-bidang Kristal didalam bahan logam yang ulet,
ditandai dengan permukaan perpatahan berbentuk sampel yang menyerap cahaya dan
berpenampilan buram.
b) Perpatahan
Granular(Kristalin)
Yang dihasilkan
oleh mekanisme pembelahan pada butir-butir dari bahan yang rapuh ditandai
dengan patahan yang datar mampu memberikan daya pantul cahaya yang tinggi ( menggilap).
c) Perpatahan
campuran ( berserat dan granular)
Selain dengan harga
impak yang ditunjukkan oleh alat uji pengukuran ketangguhan suatu bahan dapat
dilakukan dengan memperkirakan beberapa persen patahan berseratdan patahan
kristalin yang dihasilkan oleh benda uji padatemperatur tertentu.
Informasi
mengenai temperature transisi menjadi demikian penting bila suatu material akan
diesain untuk aplikasi yang melibatkan renang temperature yang besar, misalnya
dari temperature dibawah 0ᴼc hingga ditemperatur tinggi diatas100ᴼc. sytem
penukaran panas hamper semua logam berkekuatan rendah dengan struktur Kristal
FCC seperti tembaga dan almunium bersifat ulet pada semua temperature.
Sementara bahan dengan kekuatan luluh yang tinggi bersifat rapuh. Bahakan keramik,plimer,
dan logam-logam BCC dengan kekuatan luluh rendah dan memiliki transisi rapuh ,
akan menjadi ulet bila temperature demikian. Hamper semua baja karbon yang
dipakai pada jembatan, kapal, jaringan pipa dan sebagaimana bersifat rapuh pada
temperature rendah.
Geoege
E.Dieter,sriati Djaprie.Metalurgi mekanik I.Erlangga Jakarta 1993
Uji impak merupakan teknik yang digunakan
untuk mengkarakterisasi patahan material yang sulit dilakukan pada uji tarik
khususnya untuk material yang memiliki transisi deformasi yang sangat kecil.
Pemilihan
uji impak penting karena:
1. Deformasi
dapat dilakukan pada temperatur yang rendah
2. Laju
deformasi yang tinggi
3. Adanya
notch dapat didekati dengan tegangan triaxial
Ada dua metoda standar pengujian yang dapat
dilakukan pada uji impak yaitu Metoda Charpy dan Metoda Izod.
Ilustrasi
pengujian impak dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
A. Energi
Impak
Energi impak diserap dihitung berdasarkan
perbedaan ketinggian h dan h’ yang menunjukkan ketangguhan material. Transisi
ulet-getas material, merupakan fungsi utama pemakaian uji impak. Pengujian
dapat dilakukan dengan merubah atau mengatur temperatur spesimen dengan cara
pemanasan dan pendinginan. Hasil pengujian pengaruh temperatur dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Pada kurva A dan B menunjukkan adanya
temperatur transisi dari ulet ke getas. Pada temperatur yang tinggi material
cenderung bersifat ulet begitu sebaliknya akan menjadi getas bila temperaturnya
rendah. Bentuk patahan spesimen uji impak memiliki permukaan fibruos atau
berserabut, flatness (rata) mengindikasi bahwa material tersebut bersifat ulet
dan getas.
Pemilihan material hendaknya memperhatikan
ketahanan terhadap temperatur transisi (ulet-getas). Pada gambar di bawah ini,
diperlihatkan temperatur transisi terhadap energi yang diserap material.
Temperatur transisi logam biasanya terjadi
pada (0,1-0,2) Tm di mana Tm adalah temperatur melting absolut
(K). Terlihat pada kurva bahwa logam-logam FCC kecenderungan tidak memiliki
daerah temperatur transisi.
Secara umum perpatahan dapat digolongkan menjadi
2 golongan umum yaitu :
- Patah Ulet/ liat
Patah yang ditandai oleh
deformasi plastis yang cukup besar, sebelum dan selama proses penjalaran retak.
·
Patah Getas
Patah yang ditandai oleh
adanya kecepatan penjalaran retak yang tinggi, tanpa terjadi deformasi kasar,
dan sedikit sekali terjadi deformasi mikro.
Terdapat 3 faktor dasar
yang mendukung terjadinya patah dari benda ulet menjadi patah getas :
- Keadaan tegangan 3 sumbu/ takikan.
- Suhu yang rendah.
- Laju regangan yang tinggi/ laju pembebanan yang cepat.
Uji impak adalah pengujian
dengan menggunakan pembebanan yang cepat (rapid loading). Klo ceritanya
titanic itu, si kapal kan berada pada suhu rendah, sehingga menyebabkan
materialnya menjadi getas dan mudah patah. Kemudian di laut itu kan banyak
beban (tekanan) dari arah manapun. Ditambah lagi nabrak gunung es, langsung deh
tegangan yang udah terkonsentrasi karena pembebanan sebelumnya menyebabkan
kapalnya terbelah dua. Pada uji impak terjadi proses penyerapan energi yang
besar ketika beban menumbuk spesimen. Energi yang diserap material ini dapat
dihitung dengan menggunakan prinsip perbedaan energi potensial. Tapi klo di
mesin ujinya udah nunjukin energi yang dapat diserap material, ya udah..ga
perlu ngitung manual.
Proses penyerapan energi ini akan diubah menjadi berbagai respon material, yaitu:
Proses penyerapan energi ini akan diubah menjadi berbagai respon material, yaitu:
- Deformasi plastis
- Efek Hysteresis
- Efek Inersia
Ada
dua macam pengujian impak, yaitu :
- Charpy
- Izod
Perbedaan charpy dengan
izod adalah peletakan spesimen.Pengujian dengan menggunkan charpy lebih akurat karena
pada izod, pemegang spesimen juga turut menyerap energi, sehingga energi yang
terukur bukanlah energi yang mampu di serap material seutuhnya.
Faktor yang mempengaruhi kegagalan material pada pengujian impak adalah
Faktor yang mempengaruhi kegagalan material pada pengujian impak adalah
- Notch
Notch pada material akan menyebabkan
terjadinya konsentrasi tegangan pada daerah yang lancip sehingga material lebih
mudah patah. Selain itu notch juga akan menimbulkan triaxial stress. Triaxial
stress ini sangat berbahaya karena tidak akan terjadi deformasi plastis dna
menyebabkan material menjadi getas. Sehingga tidak ada tanda-tanda bahwa
material akan mengalami kegagalan.
- Temperatur
Pada temperatur tinggi material akan getas
karena pengaruh vibrasi elektronnya yang semakin rendah, begitupun sebaliknya.
- Strainrate
Jika pembebanan diberikan pada strain rate
yang biasa-biasa saja, maka material akan sempat mengalami deformasi plastis,
karena pergerakan atomnya (dislokasi). Dislokasi akan bergerak menuju ke batas
butir lalu kemudian patah. Namun pada uji impak, strain rate yang diberikan
sangat tinggi sehingga dislokasi tidak sempat bergerak, apalagi terjadi
deformasi plastis, sehingga material akan mengalami patah transgranular,
patahnya ditengah-tengah atom, bulan di batas butir. Karena dislokasi ga sempat
gerak ke batas butir.
Kemudian,
dari hasil percobaan akan didapatkan energi dan temperatur. Dari data tersebut,
kita akan buat diagram harga impak terhadap temperatur. Energi akan berbanding
lurus dengan harga impak. Kemudian kita akan mendapakan temperatur transisi.
Temperatur transisi adalah range temperature dimana sifat material dapat
berubah dari getas ke ulet jika material dipanaskan.
BAB III
METODE
PENGUJIAN
3.1
Alat dan bahan
a)sampel uji impak besi fir( 5 buah)
b) caliper/micrometer
c)impact tasting machine JB-300
d)stereon macroscope
3.2
Prosedur percobaan
1.
sbelum pengujian, mesin uji harus diperiksa terlebih dahulu apakah mesin dalam keadaan
normal.
2.persipakan
sampel uji yang sudah dibentuktakiknya, sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
3.
dengan menggunakan caliper/micrometer lakukan pengukuran luas area dibawah
takik dari sampel-sampel uji. Catat hasil pengukuran didalam lembar data.
4.persiapkan
smapel uji yang sudah dibentuk takiknya sesuai dengan ukuran yang telah
diinginkan.
5.ujilah
satu demi satu sampel pada: temperature ruang:
·
Pastikan jarum skala
berwarna merah sebagai penunjuk harga impak material berada pada posisi nol(
nila terbesar dari pendulum yang digunakan)
·
Letakkan benda uji pada
tempatnya dengan takik membelakangi arah datangnya pendulum, pastikan benda uji
tepat berada ditengah.
·
Bila benda uji telah
siap tariklah pendulum sesuai sudut yang telah ditentukan.
·
Behati hatilah jangan
berdiri pada garis ayunan garis pendulum, bersiaplah melakukan pengujian pada
posisi disamping alat uji.
·
Lepaskan pendulum
sehingga pendulum berayun dan menumbuk benda uj.
·
Lakukan pengereman
dengan menarik tuas rem sehingga ayunan pendulum dapat dikurangi.
·
Bacalah jumlah energy
yang diserap yang ditunjukkan oleh jarum merah pada skala yang sesuai (300
joule). Kemudian data dicatat pada lembar kerja, hitunglah harga impak material
dengan rumus dasar.
·
Ambil benda uji dan
amatilah permukaan patahannya dibawah stereo macroscope. Buat sketsa patahannya
didalam lembar data, ukurlah luas area getas dan ulet dari masing-masing sampel
uji, nyatakan dalam persentase terhadap luas area total dibawah tukik.
·
Ulangi pengukian untuk
sampel-sampel lain. Tingkat kehati-hatian lebih tinggi diperlukan.
BAB IV
PEMBAHASAN
DAN PERHITUNGAN
4.1
Data hasil percobaan
·
Mencari luas penampang
A
= a * b
Keterangan: A :
Luas penampang permukaan (mm²)
a : Tinggi tarik benda uji (mm)
b : Lebar benda uji (mm)
NO
|
T (ºC)
|
a (mm)
|
b (mm)
|
A (mm²)
|
E (Joule)
|
1
|
27
|
2.9
|
7
|
20.3
|
50
|
2
|
27
|
3
|
7
|
21
|
42
|
3
|
27
|
2.9
|
7
|
20.3
|
49
|
4
|
27
|
3
|
7
|
21
|
48
|
5
|
27
|
2.9
|
7
|
20.3
|
60
|
·
Perhitungan
1. A = a *
b 3. A = a * b 5. A = a
* b
= 2.9 * 7 = 2.9
* 7 = 2.9 *
7
= 20.3 mm² =
20.3 mm² = 20.3
mm²
2. A = a *
b 4. A =
a * b
=
3 * 7 = 3 * 7
= 21 mm²
= 21 mm²
4.2
Hasil analisa data
·
Mencari harga impak
HI = E/A
Keterangan: HI : Harga impak ( joule/mm² )
A : Luas penampang permukaan (mm²)
E : Energi yang dibutuhkan (joule)
No
|
T
(ᴼC)
|
a
(mm)
|
b
(mm)
|
A
(mm2)
|
E
(joule)
|
HI
(joule/mm2)
|
Bentuk Patahan
|
1
|
27
|
2.9
|
7
|
20.3
|
50
|
2.46
|
|
2
|
27
|
3
|
7
|
21
|
42
|
2
|
|
3
|
27
|
2.9
|
7
|
20.3
|
49
|
2.41
|
|
4
|
27
|
3
|
7
|
21
|
48
|
2.28
|
|
5
|
27
|
2.9
|
7
|
20.3
|
60
|
2.95
|
|
·
Perhitungan
1.
HI =E/A
=50/20.3
=2.46 joule/mm2
2.
HI =E/A
=42/21
=2 joule/mm2
3.
HI =E/A
=49/20.3
=2.41 joule/mm2
4.
HI =E/A
=48/21
=2.28 joule/mm2
5.
HI =E/A
=60/20.3
=2.95 joule/mm2
BAB V
KESIMPULAN
Dari
hasil pengujian impak yang dilaksanakan bahwa spesiment diuji sebanyak lima
kali dan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh sudut
bandulan sebelum diayunkan, kemudian harga impak yang berbeda-beda dan memiliki
patahan yang sama yaitu patahan berserat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar